Tembalang (30/3) – Karangtaruna Rowosari menginisiasi pelaksanaan Posyandu Remaja (Posrem) dengan bekerjasama dengan pihak Madrasah Aliyah (MA) Husnul Khatimah. Puskesmas Rowosari juga turut hadir melayani di meja pengukuran. Posrem merupakan kegiatan yang hadir di tengah masyarakat guna memberikan dampak positif bagi remaja serta memberikan arti terhadap pelayanan kesehatan secara menyeluruh tanpa diskriminasi.
“Sebenarnya posrem sudah dilaksanakan sebanyak dua kali di Kelurahan Rowosari. Namun, kali ini benar-benar fokus menyasar remaja di sekolah dan remaja difabel yang berada di wilayah Kelurahan. Pihak dari MA meminta secara langsung untuk diadakan posyandu remaja di sekolah guna melihat tingkat kesehatan siswanya,” jelas Luqi Satriaji yang merupakan Ketua Karangtaruna Rowosari.
Pada posrem ini IKA UNDIP (Ikatan Alumni Universitas Diponegoro) juga turut terlibat melakukan edukasi mengenai bahaya penyakit IMS (Infeksi Menular Seksual) merupakan penyakit menular yang di sebabkan perilaku seksual pranikah yang beresiko. Dalam penyuluhannya dokter spesialis kulit dan kelamin Ibu Oedayati Boediono menjelaskan bahaya Beliau juga mendorong remaja untuk mampu deteksi dini dan mengenali tanda-tanda penyakit menular seksual seperti sipilis dan gonore, serta menghimbau agar remaja perlu berhati-hati terhadap lingkungan sekitar jangan sampai terlibat dalam pergaulan yang tidak sehat karena bahaya IMS kadang tidak disadari oleh penderitanya sehingga penanganan terhadap penyakit menjadi terlambat.
“IMS bisa terjadi pada anak atau remaja usia berapapun, tergantung pada umur berapa ia sudah melakukan hubungan seksual pranikah yang beresiko”, tutur Ibu Oedayati saat memberikan penyuluhan. Ia juga menambahkan bahwa pintu masuk HIV, penyakit yang ditakuti banyak orang. Penularan HIV tidak hanya lewat hubungan seksual yang beresiko saja tapi bisa ditularkan melalui jaru suntik yang tidak steril yang biasanya digunakan pecandu narkoba, jarum tatto atau tindik yang tidak steril dan dari ibu yang positif ke bayinya lewat proses persalinan dan menyusui.
Sementara itu, Koordinator kegiatan IKA UNDIP yakni Ibu Oerip Lestari D Santoso sekaligus Penasehat Pengurus Harian PKBI Daerah Jawa Tengah juga ikut men-support kegiatan ini dengan memberikan penyuluhan tentang bahaya IMS dan bonus demografi. “Para Alumni yang tergabung dalam IKA Undip merasa perlu untuk ikut mencerdaskan bangsa terutama lewat remaja karena mereka ini calon pemimpin bangsa”, ucap beliau.
Tak hanya itu, remaja yang hadir juga dibekali tentang wawasan kebangsaan dan kebhinekaan. Turut menjadi narasumber dalam kegiatan ini, alumnus Fakultas Hukum Undip, Hj Asmah Soetrisno dan alumnus Fakultas Ekonomi Undip serta dosen FEB UNDIP Dra Noni Herniwati.
Terakhir, Luqi berharap dengan adanya posrem ini teman-teman remaja menjadi lebih sadar akan kesehatannya dan mau memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat. Kemudian, juga bisa menjadi wadah bagi para remaja Kelurahan Rowosari untuk berkonsultasi terkait kesehatannya.
“Kami (saya dan teman-teman pengurus karangtaruna) ingin mengubah pola pikir remaja di tempat kami agar tidak melakukan pengecekan kesehatan hanya ketika mereka sedang sakit saja. Sehingga nanti tidak akan terlambat dalam penanganan jika remaja menderita penyakit yang berbahaya”, ungkapnya.
Penulis : Ajis Ichwani
Editor : Rosta Rosalina