PILAR PKBI Jawa Tengah – Pada hari Rabu (15/5) PILAR PKBI Jawa Tengah mengadakan kegiatan Diskusi Pendidikan Kesehatan Reproduksi yang Komprehensif Dalam Perspektif Agama Islam yang di laksanakan di Aula Gedung PKBI Jawa Tengah.
Kegiatan ini dihadiri oleh beberapa tamu undangan diantaranya OPD Kota Semarang (Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Pengendalian dan Kependudukan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), lalu mitra-mitra PKBI Jateng seperti pembina peer educator Universitas, IPPNU, MUI Jateng, PAUD, PPT Seruni serta Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agaman Kota Semarang Drs. Muh. Habib, M.M yang sekaligus membuka kegiatan sore itu.
Pada kegiatan ini dihadiri pula Dr.dr. Daru Lestyanto, MSCi selaku Ketua Pengurus PKBI Jateng, dalam sambutan nya Dr.dr. Daru Lestyanto menuturkan Remaja merupakan aset bangsa yang membutuhkan perhatian terlebih dengan melihat perkembangan fisik, psikis dan sosial remaja terkadang menempatkan remaja pada situasi berisiko seperti kehamilan remaja yang tidak direncanakan, perkawainan anak, terinfeksi HIV maupun IMS.
“Remaja merupakan aset bangsa yang membutuhkan perhatian karena tengah mengalami masa transisi dari anak-anak menuju dewasa ditandai dengan rasa ingin tahu tinggi. Perkembangan fisik, psikis dan sosial remaja terkadang menempatkan remaja pada situasi berisiko seperti kehamilan remaja yang tidak direncanakan, perkawainan anak, terinfeksi HIV maupun IMS. Ditambah lagi, kemajuan teknologi masa kini yang sangat pesat. Pendidikan seksualitas yang komprehensif adalah salah satu cara pemenuhan hak kesehatan reproduksi, sekaligus upaya membantu remaja menjadi generasi yang mampu mengembangkan potensinya di masa depan. pungkas Dr.dr. Daru Lestyanto, MSCi.
Diskusi kali ini dihadiri oleh dua pakar yang sudah berkecimpung dalam mengimplementasikan pendidikan seksualitas yang dibutuhkan oleh anak-anak saat ini di tengah derasnya arus informasi antara lain Dra. Siwinarti, M.Pd (Kepala Sekolah SMPN 28 Semarang) dan Dr. Moh Fauzi Umma, M.Ag (Dosen UIN Walisongo, Pengurus PKBI Jateng).
Dalam pemaparanya Dra. Siwinarti, M.Pd menyampaiakan pengalaman penyelenggaraan pendidikan kesehatan reproduksi di SMP. Yang mana remaja atau siswa zaman sekarang mereka lebih pintar daripada gurunya dalam hal pemanfaatan teknologi dan gawai.
“Saat ini, faktanya remaja lebih pintar daripada gurunya dalam pemanfaatan teknologi dan gawai. Melalui ponselnya remaja bisa mengakses segala hal. Kalau kita menutup mata terkait ini, bisa jadi nanti remaja nobar (nonton bareng) film porno tanpa sungkan”. ungkap Dra. Siwinarti, M.Pd.
Selanjutnya diskusi dilanjutkan oleh pemantik kedua Dr. Moh Fauzi Umma, M.Ag, dalam diskusinya Dr. Moh Fauzi Umma, M.Ag lebih membahas tentang pendidikan kesehatan reproduksi dalam perspektif Islam dan Al Qur’an. Dr. Moh Fauzi Umma, M.Ag menjelaskan bahwa seksualitas atau pendidikan seksual itu bukanlah hal yang tabu.
“Seksualitas bukanlah hal tabu, salah satunya dalam Al-Qur’an bahwa setiap manusia diciptakan memiliki pasangan. Kemudian, mengenai hubungan seksual pranikah sangat jelas diharamkan dalam islam” pungkasnya.
Untuk mendapatkan materi diskusi bisa di download di link ini https://bit.ly/2VVqMQ8