PILAR PKBI Jawa Tengah – UKM-U An-Niswa menyelenggarakan mini-training dengan tajuk “Training of Fasilitator” di gedung Q Fakultas Sains dan Teknologi kampus dua UIN Walisongo Semarang (18/5). An-Niswa sendiri merupakan unit kegiatan mahasiswa di UIN Walisongo yang bergerak dalam kajian gender, kesehatan seksual dan reproduksi, NAPZA dan PIK mahasiswa.
Kegiatan ini bertujuan untuk menyiapkan para fasilitator yang akan terjun ke sekolah untuk memberikan edukasi. Adapun sekolah yang pernah menjadi sasaran edukasi pada tahun lalu adalah MA Darul Ulum. Tak hanya itu, An-Niswa juga selalu berkolaborasi dengan kakak tingkat yang mengadakan kegiatan penyuluhan dalam program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) terkait isu remaja. Sebanyak 29 peserta yang mendapatkan pemahaman mengenai teknik-teknik fasilitasi juga turut praktik microteaching sejak pukul 10.00 hingga 16.00 WIB.
Pelatihan ini menghadirkan dua fasilitator dari PILAR PKBI Jawa Tengah, yakni Rosta Rosalina, S.Psi dan Alan Khoirul Mufti. Keduanya merupakan relawan yang telah terbiasa menjadi fasilitator di program Dance4Life maupun edukasi di tingkat sekolah/madrasah se-Kota Semarang. Tak hanya itu, mereka juga didamping oleh kedua co-fasilitator yaitu Estina dan Ali Said, merupakan relawan baru per-April lalu.
Saat awal kegiatan, peserta diajak untuk menyepakati kontrak belajar, diantaranya peserta diharuskan mematikan handphone, semangat, izin saat ingin keluar, dan uniknya lagi peserta diajak merayakan kesalahan. “Setiap manusia di dunia ini tak pernah luput dari kesalahan. Saat kita pelatihan hari ini sangat mungkin kita melakukan kesalahan, baik sengaja maupun tidak sengaja. Tugas kita semua bukan menghakimi, mencari penyebab kesalahan, akan tetapi kita menghargai kesalahan yang kita buat, agar bisa menjadi sosok yang lebih baik. Sepakat ya!”, ujar Ali selaku co-fasilitator di awal kegiatan.
Sesi pertama materi disampaikan tips-trik menjadi fasilitator yang handal. “Seorang fasilitator haruslah memiliki rasa percaya diri. Sehingga nantinya peserta akan terdorong partisipasinya dalam mengikuti materi yang disampaikan”, tambah Rosta.
Selanjutnya, Alan meneruskan kegiatan fasilitasi dengan menyampaikan rambu-rambu mengenai ice-breaking yang dibutuhkan bagi audiens usia remaja. “Terdapat tiga tips agar sesi ice-breaking bisa berjalan lancar, pertama kenali audiens, kedua sesuaikan dengan kondisi/ruangan, dan ketiga percaya diri. Bodoh amat kalau misalnya nggak ada yang ikut aktif, yang penting sudah berusaha…sudah mencoba, ayo tambah jam terbang kalian biar luwes”, ujar Alan dalam fasilitasi.
Dengan kegiatan ini, diharapkan nantinya para peserta menjadi fasilitator yang sudah siap terjun ke sekolah-sekolah untuk memberikan edukasi dengan penyampaian yang komunikati, kreatif dan inovatif.
Penulis : Rosta Rostalina
Editor : Abdan Syakuraa