Remaja Yang Berani Bersuara dan Berkarya

Oleh Fibiya Harnung Diastuti │ IG : @fibiyaharnung

Setiap orang dalam dunia ini, dapat mengemukakan argumen pendapatnya di dalam ruang dan wadah kehidupannya masing-masing termasuk dalam berargumen tentang remaja. Sebagian orang berpendapat bahwa remaja itu anak kecil, anak bau kencur, ABG (Anak Baru Gede), bujak muda, dan mengira bahwa remaja itu masa-masanya nakal, bertindak sesukanya tanpa berfikir dua kali alias kritis dan sering ditandai ke arah hal yang buruk.

Nyatanya bukan begitu, padahal remaja ini adalah sekelompok manusia yang berkumpul pada masanya, dimana ia sedang mencari jati diriya lalu mengukir semua impiannya dan remaja ini berusia sekitar 13-22 tahun yang mereka ini mencoba untuk membaur bersama dimana tujuan dan arah mereka ini sama.

Sering sekali dijumpai remaja inilah yang selalu menggerombol dalam suatu tempat organisasi atau wadah dimana mereka bercengkrama, berdiskusi, bermain, atau saling bertukar cerita dalam perjalanan masa remajanya. Mereka ini menoba untuk menemukan kawan dan komunitasnya yang dianggapnya cocok.

Tapi, dalam melewati fase hidup khususnya masa remaja ini, tak semua berjalan mulus. Terkadang, sama seperti pada masa-masa remaja ini, dalam kelompok remaja inilah sewaktu waktu mulai hadirnya sebuah masalah-masalah yang dialami remaja itu sendiri yang sebenarnya masalah ini pada akhirnya akan menghasilkan sebuah kedewasaan baik tingkah laku, berbuatan, dan perkataan. Remaja yang sifatnya selalu mencari hal yang baru dan mencoba menemukan komunitasnya, saling memikirkan bersama solusi dari sebuah masalahtersbut yang terkadang remaja itu sendiri masih bingung ke mana arah untuk menyelesaikan masalah ini dan yang membelenggu dalam fikiran remaja itu sendiri.

Lalu apa masalah-masalah yang dialami remaja itu sendiri? Bagaimana remaja itu sendiri menyelesaikannya? Dan apakah mereka ‘remaja’ ini berhasil menuntaskan masalah yang dialaminya?

Masalah-masalah remaja datang mulai dari yang dianggap simple sampai yang rumit bahkan yang simple atau sederhana itu saja bisa menjadi rumit. Mulai dari kenakalan remaja, karena tahapan inilah mereka mulai mencoba mencari sesuatu hal yang benar dan yang salah terkadang mereka bisa terjerumus kedalam kenakalan remaja. Banyak sekali yang dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

Remaja yang umumnya dikenal sebagai murid yang bersekolah dan menuntut ilmu demi meraih mimpinya, terkadang masalah-masalah yang terjadi dapat menghambat bahkan memutus semua mimpi remaja tersebut. Mencoba untuk mengikuti idolanya, public figure, bahkan teman seakrabnya dilakukannya dengan arti mencari jati diri yang sering dilakukannya dengan cara yang salah.

Narkoba, bullying, berhubungan seksual dengan lawan jenisnya, melakukan tindakan kekerasan, bahkan karena remaja ini sering dikata masa-masanya ‘fallin in love’ alias jatuh cinta, mereka sendiri terkadang mengapresiasikan hubungan nya yang sering disebut pacaran ini dalam kearah yang tidak sehat.

Awalnya sebuah genk, organisasi, bahkan sebuah perkumpulan komunitas yang dilihatnya positif terkadang dapat memberikan output yang buruk bagi setiap remaja karena mereka sendiri tidak bisa bertindak selektif dan labil.

Dimana mereka melihat dan melakukan sesuatu tanpa memikirkan apa yang dikatakan dan di perbuat kepada seseorang apabila tidak difikirkan matang-matang ternyata dapat membuat orang lain itu tersinggung. Dari yang awalnya sebuah kasih sayang yang muncul dari setiap orang termasuk remaja ini diapretasikan ke arah yang tidak baik karena mereka ini juga belum mengerti apa dampaknya dan juga kurangnya pengontrolan diri bahkan masih minim dan tabu nya sebuah informasi untuk remaja sendiri yang mereka alami.



1 comment

  1. Anita Rakhmi

    keren sekali mbak Fibiya

Leave A Comment