oleh Fitroh Nurikhsan | Mahasiswa Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Menjadi Remaja yang Berkarakter
Ketika manusia dilahirkan, pasti akan mengalami pertumbuhan dari fase bayi, masa kanak-kanak, remaja hingga tumbuh menjadi dewasa. Setiap fase pasti memiliki ciri khasnya masing-masing. Seperti ketika bayi perlu belajar merangkak, berdiri hingga berjalan. Lalu saat memasuki fase kanak-kanak juga perlu pembentukan diri seorang anak dengan mengenalkan serta mengajari membaca, menghitung dan menggambar. Kemudian yang sangat dinantikan yaitu masa remaja, masa ini bisa dikatakan masa pencarian jati diri atau masa menyenangkan penuh warna-warni dalam hidupnya.
Masa remaja sendiri merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju ke arah kedewasaan. Dari World Health Organiztion (WHO) menjelaskan pengertian remaja yaitu ketika individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak-anak menuju dewasa. Pada umumnya usia remaja itu kisaran 12-21 tahun dimana mereka sedang duduk di bangku SMP maupun SMA. Saat memasuki masa remaja ini akan ada perubahan dari segi fisik, pola pikir hingga tingkah laku. Ada juga yang beranggapan bahwa remaja itu adalah sekelompok individu yang akan dijadikan sebagai penerus bangsa. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu adanya pendidikan untuk pengetahuannya, peran agama untuk akhlaknya serta pengembangan untuk membantu remaja menjadi orang yang berkarakter.
Akan tetapi tidaklah mudah menjadi remaja yang berkarakter saat ini, karena pada era sekarang semua sudah dimanjakan oleh kecanggihan teknologi sehingga membuat para remaja terbuai menggunakannya. Belum lagi masalah kenakalan remaja yang membuat resah masyarakat. Contohnya remaja banyak yang tergabung dengan geng motor yang tiap malam berkeliaran di jalan. Seharusnya tengah malam itu waktunya beristirahat untuk mempersiapkan diri untuk bersekolah. Penyebab kenakalan remaja ada beberapa faktor yang mempengaruhi para remaja yakni karena masih labil ingin mencari jati diri, mengikuti hal kekinian agar sama persis dengan temannya supaya tak ketinggalan oleh zaman.
Faktor-faktor diatas harus diantisipasi oleh orang tua dengan memberikan perhatian lebih serta mengawasi pergaulan anaknya agar tak terjerumus. Orang tua pun lebih dekat dengan anaknya. Salah satunya harus sering memeluk anak ketika hendak berangkat sekolah maupun ketika kondisi anak lagi bersedih. Sebab pelukan orang tua kepada anak dapat menimbulkan ikatan batin dan kasih sayang yang kuat antara anak dengan orang tuanya. Bahkan University of Italy menunjukan data bahwa anak yang sering mendapatkan pelukan dari orang tuanya akan lebih efektif sembuh dari depresi dan akan timbul rasa percaya diri untuk menyelesaikan berbagai permasalahan. Selain itu, orang tua juga harus menanamkan ilmu agama sejak dini. Karena hal itu sangat penting terkait perilakunya agar sesuai dengan norma-norma keagamaan serta menjadikan anak yang berakhlak mulia.
Masa remaja tak dapat diulangi hanya satu kali kesempatan dalam hidupmu, maka jangan terlena harus mempunyai prinsip hidup. Apalagi saat ini memasuki era digital, era dimana untuk sukses itu mudah asal kita dapat memanfaatkan teknologi dengan tepat. Selagi muda manfaatkanlah waktu kalian untuk berkarya dibidang olahraga, pidato, debat, menulis, melukis dan bidang apapun yang dapat membuat kalian beprestasi. Dengan berprestasi tentu kalian akan membuat orang tua kalian tersenyum bahagia. Asah terus jangan sampai berpuas diri apa yang telah kalian capai. Jangan membuang waktu untuk berpacaran atau hal-hal negatif lainnya. Seorang remaja harus mulai memikirkan perencanaan cita-cita yang akan kalian raih dimasa depan. Kalian harus mampu meningkatkan kemampuan dari segi kompetensi, menguasai bahasa asing serta kemampuan publik speking dan lain sebagainya. Sebab hidup hanya sekali berbuatlah yang berarti. Jangan takut buat mengorbankan masa muda kalian dengan belajar yang giat, kurangi bermain atau hal yang kurang positif serta manfaatkan waktu sebaik mungkin agar kelak kalian akan berhasil menaiki tangga kesuksesan dalam hidup.
Disunting oleh Nur Wulan Nugrahani