Relawan PILAR Belajar Gender

Catatan kecil ini tentang kesan indah bersama selama masa pandemi COVID-19. Jadi, seminggu lalu tepatnya 4 dan 5 Juni 2020, diadakan pelatihan online bagi relawa PILAR tentang GTA. GTA bukan serial game Grand Theft Auto loh ya, tapi Gender Transformative Approach.

Gender Transformative Approach, apa sih itu? Tentu, terdengar asing karena jarang dibahas di ruang publik. Nah, bahasan ini dikemas begitu asyik dan seru oleh Kak Ika di PILAR.

Lanjut, langsung bahasan sedikit tentang apa itu Gender Transformative Approach. Sesuai namanya, GTA adalah pendekatan transformatif gender yang bertujuan untuk mencapai kesetaraan gender. Mengapa perlu dibahas? Karena adanya norma gender yang kaku dan ketidakseimbangan kuasa. Contohnya nih, beberapa pekerjaan yang identik dengan perempuan misalnya masak, nyuci, menyapu, dan lain sebagainya. Pekerjaan rumah tangga ini selalu dilimpahkan pada perempuan padahal pekerjaan rumah seharusnya juga menjadi tanggung jawab laki-laki.

Kemudian, Gender Transformative Approach punya enam komponen yang harus Sahabat Pilar ketahui. Memang agaknya berat sih materi ini, cuman dengan teman-teman tahu akan sangat baik untuk menambah wawasan agar bisa menghargai satu sama lain, khususnya bahwa peran dan tanggung jawab tanpa melihat perbedaan jenis kelamin.

Enam komponen dari Gender Transformative Approach adalah pendekatan HAM, kekuatan, norma dan nilai, gender dan keberagaman, pemberdayaan perempuan, dan pelibatan laki-laki.  Enam komponen ini saling berkaitan satu dengan lainnya. 

Jadi kalo dinarasikan kurang lebih seperti ini. Sering terjadinya ketimpangan gender terhadap perempuan di ruang publik, yang lebih didominasi oleh peran laki-laki ketimbang perempuan karena norma dan nilai yang tidak ramah perempuan atau bersifat patriarki (sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasan utama dan dominasi peran). Urusan domestik (berkaitan dengan rumah tangga atau internal) juga hanya dilimpahkan pada perempuan tanpa ada keterlibatan laki-laki di dalamnya sehingga perempuan tidak punya kuasa atas diri dan tidak punya peran penting di publik. Maka sangat perlu adanya Gender Transformative Approach, dimana pemberdayaan perempuan diperlukan untuk pembebasan dari jerat norma dan nilai yang bersifat patriarki, agar perempuan juga bisa mempunyai pengaruh peran di publik sehingga perempuan juga bisa memiliki dan memenuhi HAM sebagai manusia.

Nyambung kan? Kalo belum coba teman-teman sambungkan dan juga tarik kesimpulan dari enam komponen tersebut hehehe. Materi dari seminar bertemakan GTA ini kurang lebih dirangkum dalam narasi diatas. Banyak ilmu dari seminar GTA, cuman terlalu luas jika harus dijabarkan dalam tulisan ini. Semoga sedikit bisa memberi informasi bagi kalian yang membaca. Kalau mau diskusi bareng, bisa banget kok!

Penulis: Zunari Hamro, Relawan Pilar PKBI Jawa Tengah (@zuzunari_id)

Editor: Nur Wulan Nugrahani (@wlunarian)

Leave A Comment