ROLLER COASTER CHAMPION4LIFE

Hai Sahabat Pilar!

Namaku Muyajat Fakhihudin atau biasa dipanggil Muya atau Fakhi. Saat ini aku masih menjadi mahasiswa jurusan sosiologi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang. Iya, kampus yang sangat dekat dengan tempat tinggalku. Aku mulai bergabung di Pilar baru tahun lalu dimana saat itu sedang dibuka kesempatan menjadi seorang fasilitator  modul pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas Dance4Life yang berisi aktivitas pembelajaran menarik yang juga dikombinasikan dengan tarian. Aku bersama teman-teman relawan lainnya disebut dengan Champion4Life. Aku merasa beruntung sekali mendapatkan kesempatan itu karena dengan sering mengedukasi siswa SMA maupun SMK ternyata dapat sekaligus mengembangkan personal growth untuk karier di masa depan.

Sebelum bergabung di Pilar, aku aktif di Himpunan Mahasiswa Jurusan sebagai wakil ketua, lalu setelah demisioner bergabung di Dewan Perwakilan Mahasiswa. Sebenarnya, keaktifanku di organisasi memiliki tujuan utama selain agar semakin bertanggung jawab dan bermanfaat,yakni agar dapat meningkatkan kemampuan public speaking. Jujur saja, aku termasuk sosok yang tidak percaya diri dalam berbicara di depan umum, baik dengan orang yang seusia maupun lebih tua. Aku merasa sangat amburadul dari segi tata bahasa. Tentu saja, hal ini membuatku minder bahkan aku selalu menghindar kontak mata secara langsung.

Selama berproses di Pilar menjadi Champion, aku merasakan perubahan drastis mengenai kepercayaan diri. Kepercayaan diri yang semakin meningkat membuatku berani melakukan kontak mata secara langsung saat berbicara dengan siapa pun. Aku juga menyadari bahwa penataan bahasaku menjadi lebih baik daripada dulu sebelum menjadi Champion. Selain itu, aku sadar mengapa dulu diriku tak begitu percaya diri percaya diri salah satunya disebabkan karena ketidak pahaman materi. Penguasaan materi memang sangat penting dan sering ditekankan saat evaluasi implementasi. Lagi-lagi jika boleh jujur, pemahamanku seputar remaja serta Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi cukup terbatas. Satu-satunya hal yang tidak baru ku pelajari adalah topik gender, itu pun hanya sebatas pengertian secara umum dan perbedaannya dengan seks. Iya, karena itu salah satu materi kuliah di jurusanku. Hehehe.

Lalu, gimana tantangan pengelolaan di kelas yang aku hadapi? Apakah aku mampu membawa vibes belajar yang menyenangkan? Pertanyaan yang menarik, karena hampir setiap implementasi modul menjadi hal yang menantang bagiku. Bisa dibilang sebelum menjadi Champion, aku clueless atau tidak tahu sama sekali cara agar dapat mencairkan suasana ketika berada di hadapan siswa. Padahal ini sangat penting, agar siswa merasa nyaman dan aman untuk bercerita atau pun berpendapat. Dari situ juga aku dapat membedakan antara guru dan juga fasilitator, karena sebetulnya hal itu berbeda dan dulu aku beranggapan kalau hal tersebut sama.Seorang fasilitator mengajak audiens secara perlahan memahami nilai-nilai HKSR yang masih tabu dibicarakan. Materi-materi yang disampaikan perlu menyentuh sensitivitas sebagai agen perubahan (Agent4Change), misalnya bagaimana mereka dapat membangun hubungan yang sehat, baik dengan teman sebaya maupun pacar, bahkan ODHA (Orang Dengan HIV AIDS). Ilmu yang sangat bermanfaat untuk terus aku sebarkan ke generasi muda agar mulai sadar bahwa HKSR tidak bisa dianggap remeh. Seksualitas ada dalam kehidupan sehari-hari menyangkut budaya, sosial, dan psikologi.

Menjadi Championperlu selalu belajar, karena tidak hanya mengedepankan penguasaan materi yang baik saja tapi juga bagaimana dapat mengupayakan kelas yang menyenangkan. Aneka ide ice breaking juga menjadi hal yang penting untuk aku latih agar suasana fun dan tidak sepi antusias Agent4Change. Implementasi Journey4Life dari waktu ke waktu pun membuatku semakin enjoy. Meski awalnya mengira bahwa menjadi role-model adalah sesuatu yang sulit, tetapi dengan berproses dan bertumbuh bersama dengan Champion4Life lainnyamendorong semangatku untuk bisa mengembangkan dan memberdayakan remaja. Cause everything starts from myself.

Selain cerita diatas, ada dua hal lain yang juga patut membuatku bersyukur. Pertama, saat ini memiliki relasiku menjadi semakin meluas, baik itu dengan siswa maupun dengan orang yang lebih dewasa seperti guru-guru yang menjadi mitra Pilar sendiri. Dan yang kedua, secara tidak langsung aku juga mulai hafal daerah dan jalanan di Kota Semarang ini. Sepertinya menjadi Champion membuatku bisa membuat bisnis online, semacam ojek pariwisata online gitu, kayaknya belum ada deh…hehe bercanda.

Sekian cerita perubahanku, semoga dapat berdampak baik bagi diriku maupun orang lain, dan terima kasih.

Penulis : Muyajat Fakhihuddin (Champion4Life Pilar PKBI Jateng)

Editor : Rosta Rosalina (CSE Pilar PKBI Jateng), Nur Wulan Nugrahani (Media Development Pilar PKBI Jateng)

Leave A Comment