Ini adalah kisah Doni Irwan, seorang Fasilitator HKSR yang berasal dari Kabupaten Rembang, sebuah kabupaten yang berada di ujung timur Provinsi Jawa Tengah. Remaja kelahiran Rembang tanggal 29 Mei tahun 2000 ini terlahir dari keluarga yang memiliki latar belakang agama dan budaya yang sangat kental.
Doni merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara. Sejak kecil nilai-nilai dan budaya jawa tertanam kuat dalam keluarganya, Ayah bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan Ibu mengurus segala pekerjaan yang ada di rumah. Di sisi lain Ibu Doni selalu mendidik anak-anaknya untuk disiplin dan mandiri, diantaranya adalah mengerjakan dan mempersiapkan segala keperluannya sendiri, tak terkecuali urusan bersih-bersih ataupun memasak, Doni dan saudara-saudaranya pun sudah terbiasa untuk melakukan hal tersebut karena memang sudah diajarkan dari kecil.
Selain itu, dalam keluarga Doni terdapat pengaruh budaya Jawa yang cukup kuat, salah satunya adalah penggunaan penanggalan Jawa atau weton dalam memilih pasangan hidup. Hal ini juga masih banyak dijumpai di daerah-daerah lain, yang memang mereka masih melestarikan dan mempercayai akan adanya budaya tersebut. Di dalam masyarakat Jawa secara umum penggunaan weton atau penanggalan jawa ini dipercaya dapat berpengaruh dalam keberlangsungan suatu hubungan.
Selain pengaruh dari budaya jawa yang cukup kuat, Doni juga merupakan seorang yang religius, sejak kecil dirinya sudah diajarkan bagaimana kewajiban menjadi seorang muslim yang taat dan apa saja pantangan yang harus ditaati sebagai seorang muslim, hal ini pula yang menjadi pedoman dalam kehidupannya.
Kehidupan Doni mulai berubah ketika dirinya mengikuti pemilihan Duta GenRe dan dinobatkan sebagai Duta GenRe Kabupaten Rembang jalur masyarakat pada tahun 2018. Dari hal tersebut Doni ingin memberi motivasi untuk orang lain agar mencintai dirinya sendiri, hal ini dikarenakan dulu dirinya sering di-bully karena memiliki badan yang kurus, pendek dan berkulit sawo matang. Sekarang Doni lebih bangga dengan dirinya sendiri dengan segala kekurangannya ia jadikan motivasi untuk terus berkarya dan memotivasi orang lain.
Doni yang kini sedang menempuh pendidikannya di Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang bercita-cita untuk menjadi psikolog sekaligus pengusaha yang sukses. Dengan bakat dan kreativitas yang ia miliki, kini dirinya optimis untuk meraih cita-citanya.
Selain menjadi seorang mahasiswa, kini dirinya juga aktif dan tergabung dalam PILAR PKBI Jawa Tengah, sebuah lembaga yang bergerak pada isu kesehatan seksual dan reproduksi pada remaja. Dari sinilah dirinya mulai sadar dan paham arti dari kesetaraan gender, Doni juga ikut serta dalam menyuarakan dan mengedukasi remaja tentang pentingnya kesehatan reproduksi, Doni memiliki pandangan jika pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi ini sangat penting, selain sebagai pengetahuan, pendidikan semacam ini juga akan membantu remaja dalam melewati masa remajanya agar lebih aman dan sehat.
Belajar mengenai pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi dengan metode yang kreatif, inovatif dan komprehensif membantu remaja dalam memahami perubahan yang terjadi atas dirinya. Doni berharap pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi ini bisa menyeluruh dan menyentuh semua kalangan remaja, baik remaja yang ada di sekolah maupun remaja yang ada di luar sekolah, dengan hal ini bisa meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kekerasan dalam pacaran, kehamilan tidak diinginkan, dan pergaulan-pergaulan bebas lainnya, yang tentu saja semua ini tidak terlepas dari norma dan nilai yang ada di masyarakat.
Penulis : Doni Irwan (Champion4Life Pilar PKBI Jateng)
Editor : Nur Wulan Nugrahani (Media Development Pilar PKBI Jateng)