Belum lama ini, sebelum peringatan Hari Perempuan Sedunia atau International Women’s Day (IWD) yang jatuh pada 8 Maret, dunia berduka dan bersimpati atas kematian seorang aktivis perempuan muda dalam aksi demo di Myanmar bahkan tagar “Rest In Peace’ dan “Rest In Power” ramai ditujukan untuknya di media social. Perempuan itu bernama Kyal Sin yang lebih dikenal juga sebagai Angel, remaja berusia 19 tahun, seorang mahasiswi sekaligus aktivis yang ikut serta dalam aksi demo menentang kudeta Myanmar Sayangnya, aktivis perempuan ini menjadi salah satu korban meninggal dari 38 korban meninggal lainnya dalam tragedi tersebut, akibat tembakan tepat di bagian kepala oleh aparat militer pada 3 Maret 2021,lalu.
Tentunya, dunia berduka atas tragedi aksi demo di Myanmar. Suatu hal yang membuat sosok Angel menjadi sorotan dunia juga karena sebuah pesan yang dibawanya saat ikut serta dalam Aksi demo tersebut. Saat ditemukan, gadis bertuliskan “Everything Will Be Ok (Semuanya akan baik-baik saja) itu meninggalkan surat sebagai pesan terakhirnya, seolah firasat jika dia akan segera gugur. Isi surat tersebut ialah
“Jika saya terluka dan tidak dapat kembali ke kondisi yang baik, tolong jangan selamatkan saya. Saya akan memberikan bagian kiri tubuh saya yang berguna kepada seseorang yang membutuhkan.
Lantaran, keberanian, kegigihannya dan ketulusan hatinya dalam menyerukan dan menentang kudeta Myanmar menjadi api semangat perlawanan anak muda dan rakyat Myanmar dalam menegakkan demokrasi dan sekaligus sebagai symbol pejuangan perempuan yang perlu diperingati dalam hari Perempuan Nasional atau International Women’s Day (IWD). Hal tersebut juga menunjukkan bahwa generasi perempuan muda tidak kalah berani dari laki-laki untuk berpartisipasi dalam gerakan revolusi.
”