“Fisikku sih Sehat, tapi Bagaimana Mentalku?”: Mengenal Lebih Dalam Mengenai Pentingnya Kesehatan Mental

Sobat PILAR, tau nggak sih kalau bunuh diri merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak nomor dua di dunia?

Menurut data dari World Helath Organitazion (WHO) tahun 2015, setiap tahunnya terdapat 800.000 orang yang meninggal akibat kasus bunuh diri dan yang lebih menyedihkannya lagi, sebagian besar orang yang melakukan bunuh diri adalah penduduk yang berusia 15-29 tahun (Kompas.com). Tidak hanya itu saja, menurut WHO, pada tahun 2020 angka bunuh diri di Indonesia mencapai 2,4 per 100.000 jiwa dan diperkirakan kematian kibat bunuh diri di Indonesia mencapai 1.800 kasus per-tahunya (AntaraNews.com).

Nah fenomena bunuh diri tersebut tentu saja dapat dicegah jika kita menjadi manusia yang sehat secara penuh. Sehat secara penuh bukan hanya berfokus kepada kesehatan fisik saja akan tetapi juga harus berfokus pada kesehatan mental dan sosial, seperti definisi sehat yang dijelaskan oleh WHO (2015) bahwa makna sehat mencakup kesejahteraan fisik, mental, serta sosial berfungsi secara utuh dan penuh, bukan hanya sekadar tidak memiliki penyakit atau gangguan tertentu. Dengan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa makna sehat sendiri berarti mencakup 3 bagian penting, yaitu fisik, mental, dan sosial. Oleh karena itu kita tidak boleh hanya berfokus pada kesehatan fisik saja, tetapi juga harus berfokus pada kesehatan mental dan sosial.

Tapi apa sih kesehatan mental itu?

Menurut Putri, Wibhawa, & Gutama (2012)  kesehatan mental pada seseorang memiliki pengertian kondisi dimana seseorang terbebas dari segala bentuk gejala gangguan mental yang berarti bahwa jika sesorang memiliki gangguan walaupun sedikit orang tersebut sudah dianggap tidak sehat mentalnya. Oleh karena itu, kita harus mengetahui apa saja gejala gangguan mental dan dampaknya, serta bagaimana mencegah gangguan mental terjadi.

Kita mulai dari mengetahui gejala kesehatan mental yang terganggu dulu yuk. Carole & Carol (2009) menjelaskan bahwa gangguan mental merupakan semua perilaku dan keadaan emosi yang menyebabkan seseorang menderita, atau perilaku yang membahayakan diri yang akan berdampak buruk pada kinerja seseorang atau kemampuan berinteraksi yang dapat membahayakan orang lain. Nah, biasanya gangguan mental tersebut akan diikuti oleh beberapa gejala. Yang pertama adalah banyak konflik batin, seseorang yang mengalami gangguan mental akan memiliki perasaan dada tersobek-sobek oleh pikiran dan emosi yang bertentangan, kemudian akan diikuti dengan hilangnya harga diri dan kepercayaan diri, merasa tidak aman, dan menjadi lebih agresif. Gejala yang kedua adalah terputusnya komunikasi sosial dan timbulnya disorientasi sosial, biasanya diikuti dengan munculnya delusi atau menganggap dirinya paling hebat, ciri lain adalah seseorang tersebut akan merasa iri hati dan curiga terhadap orang lain. Nah untuk gejala yang terakhir adalah adanya gangguan intelektual serta gangguan emosi yang serius, hal ini dicirikan dengan seseorang akan mengalami ilusi, halusinasi dan delusi serta beraksi berlebihan terhadap keadaan dan berusaha melarikan diri dari kenyataan.

Setelah mengetahui gejala sesorang mengalami gangguan mental, tentunya kita perlu tau juga mengenai karakteristik sesorang yang memiliki mental yang sehat dan apakah kita termasuk ke dalam karakteristik tersebut. Menurut Bastman (1995) menjabarkan kriteria sesorang yang tergolong memiliki kesehatan mental :

  1. Terbebas dari gangguan penyakit-penyakit kejiwaan,
  2. Mampu dengan baik dan mudah menyesuaikan diri dan menciptakan hubungan pribadi yang bermanfaat serta menyenangkan,
  3. Dapat mengembangkan potensi-potensi pribadi seperti bakat, kemampuan, sikap, dan sifat yang baik dan bermanfaat,
  4. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan.

Akan tetapi bagaimana cara agar kita bisa meningkatkan atau menjaga kesehatan mental? Menurut salah satu tokoh yaitu Schbeiders (dalam Notosoedirdjo & Latipun, 2014) ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam memahami kesehatan mental, prinsip-prinsip tersebut antara lain :

  1. Sifat Manusia

Meliputi kesehatan dan penyesuaian mental memerlukan kesehatan fisik. Jadi, untuk meningkatkan kesehatan atau menjaga mental kita agar tetap sehat, harus dibarengi dengan kondisi fisik yang sehat pula. Selain itu perilaku seseorang harus sesuai dengan sifat manusia sebagai pribadi yang bermoral, intelektual, religious, emosional dan sosial.

Sifat lain yaitu harus memiliki integritas atau kejujuran, mau untuk memperluas pengetahuan atau belajar, mampu menerima dirinya dan melakukan usaha, dan menerapkan kebiasaan yang baik.

  • Hubungan Manusia dengan Lingkungannya

Meliputi hubungan yang baik dengan keluarga, penyesuaian diri dalam melakukan aktivitas, dan menerima keadaan diri sendiri pada lingkungan sekitar.

  • Hubungan Manusia dengan Tuhan

Meliputi kesadaran bahwa manusia merupakan tempat tergantung sama lain dalam mengambil setiap tindakan, dan menyadari bahwa  kesehatan mental memerlukan hubungan antara sesorang dengan tuhan.

Setelah membaca artikel ini, maka Sobat PILAR sudah tau bagaimana gejala gangguan mental, karakteristik sesorang yang memiliki mental yang baik dan prinsip untuk menjaga kesehatan mental. Oleh karena itu, mulai saat ini kita harus bersama-sama meningkatkan dan menjaga kesehatan mental dikarenakan dampaknya yang sangat besar bagi kehidupan. Selain itu, jika Sobat PILAR mengalami gejala mental bisa langsung menghubungi layanan konseling atau juga dapat membuka informasi di link berikut ini Layanan Ramah Remaja (pilarpkbijateng.or.id)  untuk melakukan sesi konseling ya!

Penulis: Arief Rakhman Hakim

Instansi : UNNES

Jurusan: Psikologi 2018

Editor: Nikita Azalea

Referensi :

Bastaman. (1995). Integrasi Psikologi dengan Islam Menuju Psikologi Islami. Yogyakarta: Pustaka.

Carole, & Carol. (2009). Psikologi Jilid 1 Edisi Ke-9. Jakarta: Erlangga.

Jack, T. (2020, September 23). Retrieved from AntaraNews.Com: https://www.antaranews.com/berita/1855684/kasus-bunuh-diri-melonjak-200-persen-sejak-lockdown-cek-faktanya

Jateng, P. P. (2021, Agustus Kamis). Layanan Ramah Remaja. Retrieved from pilarpkbijateng.or.id: pilarpkbijateng.or.id

Maharani, D. (2015, 11 09). Kompas.Com. Retrieved from https://lifestyle.kompas.com/read/2015/09/11/160000723/Bunuh.Diri.Salah.Satu.Penyebab.Kematian.Tertinggi.Usia.Produktif

Notosoedirdjo, M., & Latipun. (2014). Kesehatan Mental. Malang: UMM Press.

Putri, A. W., Wibhawa, B., & Gutama, A. S. (2012). KESEHATAN MENTAL MASYARAKAT INDONESIA (PENGETAHUAN, DAN KETERBUKAAN MASYARAKAT TERHADAP GANGGUAN KESEHATAN MENTAL). PROSIDING KS: RISET & PKM Volumen 2, 147-300.

WHO. (2015). World Health Statistics . World Health Organization.

Leave A Comment