Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa dewasa, dimana remaja akan mengalami perubahan baik fisik, biologis, maupun psikologis. Pada masa ini, remaja akan mencapai proses kematangan emosional, psikososial, dan seksual, yang ditandai dengan mulai berfungsinya organ reproduksi dan segala konsekuensinya.
Perkembangan seksual masa remaja ditandai dengan menstruasi pada wanita dan mimpi basah pada pria. Menstruasi adalah perdarahan dari rahim yang berlangsung secara periodik. Hal tersebut terjadi akibat deskuamasi endometrium akibat hormon estrogen dan progesteron yang mengalami perubahan kadar pada akhir siklus ovarium, biasanya dimulai pada hari ke- 14 setelah ovulasi.
Siklus menstruasi sangat bervariasi pada setiap orang atau individu, namun secara umum siklus menstruasi terjadi selama 5-7 hari. Perbedaan siklus menstruasi juga dapat dilihat pada perbedaan ras dan kebudayaan. Bahkan pada individu yang sama (kembar identik) siklus menstruasinya pun bisa berbeda.
Menurut World Health Organization (WHO) 2014) rata-rata lebih dari 75% perempuan mengalami gangguan menstruasi. Di Indonesia berdasarkan data Riskesdas tahun 2010, memperlihatkan persentase kejadian ketidakteraturan siklus menstruasi pada usia 10-29 tahun sebesar 15,2%. Sedangkan data Riskesdas 2013, memperlihatkan persentase kejadian ketidakteraturan siklus menstruasi pada usia 10 – 29 tahun sebesar 16,4%.
Penting bagi remaja perempuan untuk mengetahui informasi tentang menstruasi. Minimnya pengetahuan tentang menstruasi ini akan membawa remaja perempuan pada sebuah kesalahpahaman dan kekhawatiran. Pada bulan-bulan awal mengalami menstruasi sebagian remaja akan merasa khawatir jika dirinya belum mendapatkan menstruasinya. Siklus menstruasi ini harus lebih diperhatikan karena dapat mempengaruhi kualitas hidup remaja kedepannya.
Oleh karena itu, upaya pencegahan sangat penting untuk dilakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan reproduksi kepada remaja perempuan, salah satunya dengan pemberian edukasi mengenai factor-faktor yang mempengaruhi ketidakteraturan siklus menstruasi. Harapannya adalah jika remaja sudah mengetahui tentang menstruasi dan masalah-masalah yang menyertainya, maka remaja trersebut akan melakukan suatu tindakan yang tepat untuk menghindari dampak negative yang akan ditimbul.
Berikut ini PILAR rangkum beberapa faktor yang yang mempengaruhi siklus menstruasi pada perempuan:
- Stress
Stress berpengaruh terhadap ketidakteraturan siklus menstruasi baik itu stress tingkat sedang hingga stress tingkat berat. hal ini dikarenakan keadaan stress akan mempengaruhi produksi hormone prolakstin yang berhubungan langsung dengan peningkatan Leuteinizing Hormone (LH) yang mempengaruhi siklus menstruasi.
- Status Gizi atau Pola Makan yang Salah
Melakukan diet ketat sampai kekurangan gizi dapat membahyakan tubuh, termasuk mengacaukan siklus menstruasi. Ketika tubuh kekurangan gizi produksi hormon estrogen dan progesteron akan terganggu. Akibatnya siklus menstruasi menjadi tidak teratur.
- Obat-obatan
Beberapa obat-obatan dapat mempengaruhi siklus menstruasi pada perempuan seperti antibiotik, antidepresan, atau pil kontrasepsi. Selalu konsultasikan efek samping dari obat yang akan dikonsumsi dengan dokter.
- Obesitas
Perempuan yang terlalu gemuk atau mengalami obesitas cenderung mengalami gangguan menstruasi. Semakin banyak lemak menumpuk di dalam tubuh, maka tubuh akan menjadi kesulitan untuk mengatur hormon estrogen. Akibatnya jumlah hormon menjadi tidak seimbang dan menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur.
- Hormon
Jumlah hormon yang diproduksi oleh remaja berpengaruh terhadap lamanya waktu menstruasi, jumlah darah yang dikeluarkan selama menstruasi serta siklus menstruasi. Masa remaja merupakan masa-masa pertumbuhan dimana pada masa ini remaja perempuan memiliki hormone-hormon yang berfluktuasi. Akibatnya jumlah darah dan lamnya haid pada remaja akan berbeda antara periode yang satu dengan periode yang lainnya.
- Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik berpengaruh terhadap siklus menstruasi baik itu aktivitas fisik dengan intensitas yang ringan amaupun yang berat. Pada aktivitas fisik yang berat akan mempengaruhi hormon Follicele Stimulating Hormone (FSH) dan Leutenizing Hormone (LH). Hal ini dapat menyebabkan tidak teraturnya siklus menstruasi pada perempuan. Sedangkan aktivitas fisik dengan intensitas yang rendah dapat mempengaruhi cadangan energi oksidatif. Energi oksodatif ini dibutuhkan dalam proses reproduksi.
- Tidur
Durasi tidur berpengaruh terhadap ketidakteraturan siklus menstruasi. Hal tersebut dikarenakan durasi tidur yang buruk dapat menghambat sintesis hormon melatonin yang mempengaruhi produksi dan sintesis hormon estrogen. Adapun waktu tidur yang abiak bagi remaja adalah antara 7-9 jam per hari pada malam hari.
Perlu diingat bahwa penyebab tidak teraturnya siklus menstruasi antara individu ayng satu denagn individu yang lain berbeda, jadi dibutuhkan penanganan yang tepat agar siklus menstruasi bisa kembali teratur.
Penulis: Saffina Qurrotunnida Faizati/ Mahasiswi Psikologi UIN Walisongo Semarang
Editor: Nikita Azalea / Tim Editor PILAR PKBI
www.halodoc.com. 2020. Ini 5 Penyebab Siklus Menstruasi Tidak Lancar Pada Remaja.
Yolandiani, Ranny Patria., Fajria, Lili., Putri, Zifriyanthi Minanda. 2021. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ketidakteraturan Siklus Menstruasi Pada Remaja. Universtas Andalas.